Advertisement

Melongok Perjuangan Shadaf Khadem, Perempuan Petinju Pertama dari Iran

Surya Rianto
Sabtu, 13 April 2019 - 06:47 WIB
Budi Cahyana
Melongok Perjuangan Shadaf Khadem, Perempuan Petinju Pertama dari Iran Shadef Khadem - Reuters

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA -- Shadaf Khadem muncul dari pengekangan dan berusaha menembus batas-batas diskriminatif untuk meraih impiannya. Khadem adalah perempuan yang lahir di Iran dan dia menjadi petinju.

Dari latihan sembunyi-sembunyi, kini Khadem bakal menjadi perempuan pertama Iran yang bertanding tinju di pertarungan resmi. Khadem benar-benar berjuang untuk bisa berkarier di dunia tinju, sebuah hal tabu di Iran. Semua fasilitas tinju di negeri Persia itu hanya disediakan untuk pria.

Advertisement

Akhirnya, dia terpaksa berlatih tinju di ruang pribadi sejak empat tahun lalu.

Tinju memang masih tabu bagi perempuan di sana. Meskipun begitu, Iran sudah mulai terbuka dengan mengizinkan perempuan hadir di pertandingan sepak bola pria pada Oktober 2018.

Khadem menyebut, bagi perempuan Iran lebih mudah menjadi pegulat dan angkat besi ketimbang tinju.

"Soalnya, gulat dan angkat besi lebih masuk ke dalam budaya kami," ujarnya. 

Awal perjuangan Khadem dimulai ketika bertemu dengan petinju Prancis Mahyar Monshipour. Saat itu, Monshipour sedang melakukan acara promosi di Iran.

"Saya mengadakan sesi pelatihan publik di bukit yang menghadap ke Teheran [Ibukota Iran]. Ada sekitar 35 orang yang muncul, dan enam di antar mereka adalah perempuan," ujar Monshipour seperti dikutip Reuters pada Jumat (12/04/2019).

Setelah pelatihan publik itu, Khadem mengontak Monshipour untuk beradu tinju. Namun, petinju perempuan asal Prancis itu menolaknya.

Beberapa bulan kemudian, federasi Iran membuka pintu bagi para petinju perempuan. Federasi pun meminta untuk membuat sebuah acara khusus.

Sayangnya, pertarungan tinju perempuan ala Iran hampir sulit dilakukan. Pasalnya, federasi Iran memberikan syarat dan ketentuan pertandingan tinju perempuan harus memiliki pelatih hingga wasit perempuan.

Alhasil, Khadem diajak berlatih tinju langsung ke Prancis demi tidak melanggar aturan yang berlaku di Iran.

Sesampainya di Paris, Khadem untuk pertama kalinya berlatih tinju bersama pria. Pada sesi akhir latihan, dia menangis sambil meluapkan emosinya. Dia mengaku sudah menunggu berlatih tinju selayaknya sejak lama.

Khadem mengatakan, orang tuanya khawatir ketika dirinya memilih tinju. "Sekarang, mereka sudah mendukung karena melihat saya begitu menyukai tinju," ujarnya.

Khadem pun bakal memulai pertarungan resmi pertamanya melawan petinju lokal bernama Anne Chauvin. Misi utama Khadem bukan mengalahkan lawannya, melainkan bisa menghancurkan batasan perempuan di Iran terkait bertinju.

"Banyak perempuan yang bertinju di Iran, pertarungan ini saya dedikasikan untuk mereka," ujarnya.

Menyambut pertarungan resmi pertamanya, Khadem menambah porsi latihan kebugarannya.

"Setiap orang memiliki saat sulit dalam hidupnya. Untuk itu, kita harus berjuang untuk mengatasi berbagai rintangan tersebut." 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Hasil Cagliari vs Juventus Liga Italia: Skor 2-2, Si Nyonya Tua Sempat Tertinggal 2 Gol Hingga Jelang Akhir Babak Kedua

Sepakbola
| Sabtu, 20 April 2024, 12:57 WIB

Advertisement

alt

Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Jum'at, 19 April 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement