Advertisement

Ini Kunci Kesuksesan Jojo Juara di Dua Turnamen

Andhika Anggoro Wening
Minggu, 16 Juni 2019 - 22:17 WIB
Budi Cahyana
Ini Kunci Kesuksesan Jojo Juara di Dua Turnamen Jonatan Christie - Badminton Indonesia

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA - Performa Jonatan Christia sempat menurun seusai merebut medali emas Asian Games 2018. Namun perlahan tapi pasti, penampilannya mulai membaik. Pelatih tunggal putra PP PBSI membeberkan beberapa perubahan yang dialami Jojo, panggilan karib Jonatan Christie.

Setelah beberapa kali membuat kejutan dengan menumbangkan pemain top level di sejumlah turnamen, Jonatan akhirnya berhasil merebut gelar juara dari New Zealand Open dan Australia Open 2019.  

Advertisement

"Jonatan dalam kondisi fisik yang prima, dia memang staminanya harus bagus. Jonatan mainnya perlu durasi panjang, tempo lama, jadi awalnya itu dulu, teknik dan cara main saya lihat dia bisa lebih menguasai," ungkap Hendry Saputra, Kepala Pelatih Tunggal Putra PBSI.

"Kedua, dari fokusnya Jonatan dan seberapa besar ambisinya untuk raih gelar. Tiga hal ini paling penting buat Jonatan. Kalau dibilang main lebih safe, memang kalau ketemu kompetitor dia, rata-rata memang sudah lebih safe. Dari beberapa stroke pukulan yang biasanya dia nggak yakin, sekarang lebih berani diterapkan dan menguntungkan, dari pukulan tipuan, atau ubah-ubah arah pukulan. Dari strategi pun sudah lebih baik," beber Hendry kepada dalam situs resmi PBSI, Minggu (16/6/2019).

Jonatan meraih gelar Australia Open 2019 usai mengalahkan teman sendiri, Anthony Sinisuka Ginting, dengan skor 21-17, 13-21, 21-14.

Meski berstatus turnamen level super 300, namun jelang pengumpulan poin menuju olimpiade Tokyo 2020, banyak para pemain top level yang ambil bagian dalam kejuaraan ini. Pengumpulan poin olimpiade dimulai pada turnamen New Zealand Open 2019 pada bulan Mei lalu dan akan berakhir di turnamen Badminton Asia Championships 2020 pada bulan April mendatang.

"Saya rasa hasil ini cukup oke lah, di sebuah turnamen, nggak ada capaian yang lebih tinggi dari all Indonesian final. Bagi saya ini sudah oke, melebihi target, tadinya target salah satunya masuk final dan juara, tapi ini keduanya lolos," tutur Hendry.

"Kalau dibilang ini kan cuma super 300, nggak apa-apa juara super 300, sah saja, kan lagi mengejar poin untuk olimpiade. Misalnya ada pemain yang nggak ikut super 300 tidak apa-apa juga, tapi kalau pemain itu poinnya kurang, pasti nanti dicari juga turnamen super 300," tambahnya.

"Contohnya, Hendra (Setiawan)/(Mohammad) Ahsan yang juara All England ikut main di level super 300 boleh nggak? Ya boleh saja, kan lagi cari poin ke olimpiade. Tapi benar istilahnya bahwa Jonatan dan Anthony kalau di level super 300 memang sudah layaknya untuk juara," pungkas Hendry.

Jonatan kini sudah mulai menjalani latihan di Pelatnas Cipayung untuk mempersiapkan diri jelang kejuaraan selanjutnya di Blibli Indonesia Open 2019. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Hasil Milan vs Inter Skor 1-2: Nerazzurri Juara Liga Italia 2023/2024, Pertandingan Panas Diwarnai 3 Kartu Merah

Sepakbola
| Selasa, 23 April 2024, 04:57 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement