Advertisement
Ahsan/Hendra Beberkan Kunci Kesuksesan Kawinkan All England dan Kejuaraan Dunia
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Ganda putra Indonesia Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan membeberkan keberhasilan mereka mengawinkan gelar juara All England dengan Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis.
Di final Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis di Basel, Swiss, Ahsan/Hendra yang menjadi unggulan keempat mengalahkan unggulan ke-12 asal Jepang Takuro Hoki/Yugo Kobayashi dalam pertarungan tiga gim 25-23, 9-21, 21-15. Menurut Hendra, kekompakan adalah faktor utama dalam kesuksesan di lapangan badminton.
Advertisement
"Menjaga kekompakan itu dari segi komunikasi. Di ganda itu komunikasi yang terpenting," kata Hendra setibanya di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten, Selasa (27/8/2019) malam.
Menerapkan komunikasi yang baik, sejak babak awal hingga final di Basel, pasangan peringkat dua dunia itu pun hanya kehilangan dua gim sebelum memboyong medali emas kejuaraan dunia.
Dengan kemenangan atas pasangan Jepang itu, Hendra menyamai rekor empat medali emas yang diraih Cai Yun dan Fu Haifeng asal China sebagai sebagai atlet terbanyak yang memperoleh gelar juara dunia ganda putra. Salah satu medali emas Hendra diraih ketika berpasangan dengan Markis Kido pada 2007.
Hendra juga menyamai rekor kemenangan Liliyana Natsir di kejuaraan dunia. Sedangkan Ahsan baru tiga gelar, yang semuanya diraih bersama Hendra (2013, 2015 dan 2019).
Ini juga menjadi pertama kalinya dalam satu dekade terakhir, sejak Cai dan Fu pada 2009, juara All England meraih gelar di Kejuaraan Dunia pada tahun yang sama.
"Alhamdulillah bisa juara dunia lagi. Bagi saya final merupakan pertandingan paling berkesan karena semua orang ingin juara. Atmosfernya juga beda, lawan kami lebih muda dan kuat. Kita juga mau bertarung di hari kemerdekaan ini." kata Ahsan.
Ahsan mengakui jika tak ada latihan yang dibedakan antara mereka dengan para pemain muda seperti Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto di pelatnas Cipayung.
"Porsi latihan sama dengan yang muda-muda. Kami sendiri tidak mau kalah," kata Ahsan.
Sementara itu Hendra, 35, yang menjadi pemain tertua di kejuaraan tersebut, bersyukur masih bisa tampil prima dan merebut gelar untuk kali keempatnya.
"Tidak menyangka, tapi saya bersyukur masih bisa main sampai sekarang," kata Hendra.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- SBY Optimistis Lavani Mampu Pertahankan Gelar Juara Proliga pada 2023
- Jelang IBL 2023, Pelatih Dewa United Tak Sabar Menanti Kehadiran Anthony Johnson dan Ramon Galloway
- Viktor Axelsen Jadi Atlet Bulu Tangkis Terkaya
- Alasan Dovizioso Ogah Coba WSBK Usai Pensiun
- Hadapi 2023, Fajar/Rian Siapkan Mental
Advertisement
Xavi Hernandez Dikabarkan Tetap Bertahan di Barcelona Musim 2024/2025
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement