Advertisement

Pengda GABSI DIY Diminta Meniru Jateng

Media Digital
Minggu, 05 Juni 2022 - 03:27 WIB
Galih Eko Kurniawan
Pengda GABSI DIY Diminta Meniru Jateng Ketua Umum Pengda GABSI DIY, Akhmad Akhadi membagikan kartu sebagai tanda dimulainya turnamen bridge K-15 untuk memeriahkan pelantikan pengurus Pengda Gabsi DIY. - Istimewa

Advertisement

SLEMAN—Keberhasilan Jawa Tengah dalam melakukan pembinaan atlet Bridge diharapkan bisa menjadi contoh bagi DIY untuk membina atlet muda. Selama ini atlet bridge berasal dari Sulawesi Utara, tetapi dengan melakukan pembinaan secara intensif sejak dini, Jawa Tengah berhasil mengirim atletnya di tingkat nasional.

Hal itu disampaikan Pengurus Besar Gabungan Bridge Seluruh Indonesia (GABSI) ketika melantik Pengurus Daerah (Pengda) GABSI DIY periode 2022-2026 Sabtu (4/6).

Advertisement

“Tahun ini dari seleksi nasional, dari enam pasangan kelas internasional. Dua tempat sudah disegel atlet dari Jawa Tengah. Mereka berhasil melakukan pembinaan usia dini,” kata Wakil Ketua Bidang Pembinaan PB GABSI Pramudita Munandar.

Bertempat di Graha RSJ Grhasia, Pengda GABSI DIY resmi dikukuhkan oleh PB GABSI. Dalam jajaran pengurus, Direktur Utama RS Grhasia Ahmad Akhadi terpilih sebagai ketua.

Pramudita bercerita bagiamana Jawa Tengah sejak beberapa tahun terakhir melakukan pembinaan bibit muda sejak sekolah dasar dan terus dilatih intensif ketika berada di tingkat SMA.

Hal ini yang seharusnya menjadi percontohan bagi daerah lain dalam melakukan penjaringan dan pembinaan atlet bridge. Melihat potensinya, DIY kata Pramudita juga bisa melakukan seperti Jateng.

“Inilah saatnya brigde kita kenalkan dan masuk ke sekolah. Agar pembinaan bisa dilakukan sejak dini. Kita mengarahkan anak-anak di bawah lima belas tahun bermain dan menyukai bridge,” jelas Pramudita.

Ketua Komite Olahraga Indonesia (KONI) DIY Djoko Pekik Irianto menyatakan tidak adanya prestasi skala nasional dari cabor bridge karena minimnya atlet muda.

“Tantangan terbesar mengenalkan bridge ke masyarakat lebih luas adanya persepsi bahwa permainan ini mengajarkan anak bermain kartu. Padahal tidak benar,” jelasnya.

Menurutnya, permainan bridge adalah olahraga mendukung akademik terutama dalam bidang numerik dan berpikir logika. Bridge bisa dikenalkan ke sekolah-sekolah melalui kegiatan ekstrakurikuler.

Ketua GABSI DIY Ahmad Akhadi memaparkan program pencarian bibit unggul ke sekolah-sekolah ditetapkan sebagai program prioritas. Pengurus akan bekerjasama dengan Dinas Pendidikan untuk lebih masif mengenalkan bridge.

“Saya menilai orang-orang yang ada di kepengurusan GABSI DIY sekarang tepat. Selain guru, pengurus juga merupakan pejabat di dinas pendidikan serta dari awak media. Ini menjadi tulang punggung untuk memperkenalkan dan melakukan pembinaan,” katanya. (***)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Hasil Lazio vs Juventus Skor 2-1: Kalah, Si Nyonya Tua Tetap Melaju ke Final Copa Italia 2023/2024

Sepakbola
| Rabu, 24 April 2024, 07:27 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement